Sistem
kediktatoran yang menempatkan negara di tangan satu orang dan melarang setiap
oposisi atau perlawanan disebut fasisme, yang merupakan manifestasi kekecewaan
terhadap kebebasan individual (individual freedom) dan kebebasan
berfikir (freedom of thought). Dalam paham ini, terdapat tokoh yang
sangat fenomenal yaitu Mussolini dan Hitler. Mereka menganggap fasisme
merupakan paham politik yang mengagungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi.
Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Awal
kemunculannya, fasisme muncul dalam masyarakat yang telah maju (developed countries)
dan makmur, telah mengalami proses industrialisasi dan modernisasi serta
berhasil mengembangkan tehnologi tinggi (high technology). Dilain pihak,
fasisme juga lahir dalam negara yang mengalami kegagalan demokrasi atau post-democracy
(‘pernah’ mengalami demokrasi). Dalam perkembangannya fasisme berasal dari kaum
borjuis kecil, kaum lumpenproletar, bahkan pada tingkatan tertentu dari masa
proletar.
Adapun
latar belakang perkembangan fasisme meliputi : Pertama, kecenderungan
individu menyesuaikan diri secara terpaksa dengan cita-cita dan praktik-praktik
kuno. Kedua, kepribadian yang kaku secara emosional dan kurang memiliki
imajinasi intelektual yang luas dan terbuka. Ketiga, individu memiliki
watak mementingkan status dan kekuasaan atau pengaruh. Keempat, individu
memiliki kecenderungan loyalitas yang kuat pada kelompoknya sendiri. Kelima,
ia memiliki disiplin dan kepatuhan yang kuat namun kurang akan kebebasan
dan spontanitas dalam hubungan kemaniusiaan.
Dalam
paham fasime terdapat doktrin-doktrin dan gagasan-gagasan yang mempengaruhi
masyarakat saat itu. Diantaranya adalah gagasan mengenai Mitos Ras Unggul (the
myth of race), doktrin Anti-Semitisme, doktrin Totalitarianisme dan doktrin
tentang Elite & Pemimpin. Setelah terjadinya perang dunia kedua meyakinkan
mayoritas orang bahwa fasisme telah dimusnahkan untuk selamanya dan
didiskreditkan sampai titik di mana tak dapat lagi menarik pengikut. Ilusi
perang dunia kedua dilakukan untuk menjadikan dunia aman dari bahaya fasisme
seperti ilusi sebelumnya bahwa perang dunia pertama dilakukan untuk menjadikan
dunia aman bagi demokrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar