Senin, 02 Maret 2015

Minat Mahasiswa akan Organisasi Ekstra Makin Terkikis dengan Adanya UIN-nisasi

Perubahan IAIN menjadi UIN nampaknya banyak menimbulkan problema yang terjadi di kampus UIN Walisongo Semarang. Pasalnya kegiatan ekstra pasca UIN-nisasi mengalami penurunan minat mahasiswa dalam bergabung di organisasi tersebut.

Organisasi ekstra kampus seperti Pergerakan Mahasiwa Islam Indonesia (PMII), banyak menyedot perhatian mahasiswa guna menarik simpati mereka untuk bergabung di dalamnya. Namun hal ini berbeda dengan yang terjadi di UIN Walisongo Semarang saat ini. Minat mahasiwa terhadap organisasi ekstra makin hari makin berkurang dengan adanya UIN-nisasi kampus walisongo. Hal ini dapat dibuktikan dengan rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ekstra layaknya PMII. Organisasi seperti ini sudah sepantasnya memberi dorongan kepada mahasiswa untuk ikut serta meramaikan segala kegiatan organisasi yang tujuan utamanya adalah membentuk kader-kader baru yang berkualitas. Kader-kader seperti inilah yang selanjutnya mengisi kekosongan pemerintahan organisasi dan menciptakan kepengurusan yang jauh lebih baik dari kepengurusan sebelumnya. Namun dalam kenyataannya hanya sebagian kecil mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan organisasi, dampaknya  kepengurusan organisasi sepi akan kader-kader berkualitas hingga akhirnya menurunkan hasil kepengurusan organisasi PMII tersebut.
Dalam berorganisasi mahasiswa dilatih untuk lebih ulet menjalankan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya. Tugas dan tanggung jawab ini dijalankan semaksimal mungkin untuk mendapat hasil yang maksimal pula, yaitu mampu menjadikan organisasi yeng berhasil membentuk kader pemimpin sebagai calon pemimpin masa depan. Akan tetapi, saat ini organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengalami berbagai problema untuk menciptakan hal tersebut. Banyak tantangan yang terjadi untuk menghasilkan kader yang berkualitas. Diantara problema-problema tersebut adalah minimnya minat mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi. Semakin mininmya minat mahasiswa untuk berorganisasi berdampak pada minimnya kader-kader yang berkualitas, akibatnya sulit menemukan pemimpin masa depan yang berkualitas.
Minat mahasiswa muncul akibat lingkungan yang mendukungnya. Pihak PMII berhak melakukan berbagai hal untuk menarik simpati dari mahasiwa yang tujuannya adalah mencari massa guna penciptaan kader-kader baru. Disamping hal tersebut, pengurus PMII bertanggung jawab akan kader yang akan melanjutkan perjalanannya. Minat mahasiswa akan berkembang seiring dengan pengemasan organisasi yang apik. Dengan berbagai cara untuk dilakukan pihak rayon, akan dapat menarik minat mahasiswa untuk bergabung di organisassi ekstra kampus. Sehingga minat mahasiswa tidak lagi terkikis karena pengemasan organisasi yang sesuai dengan hati nurani mahasiswa.

Proses UIN-nisasi tidak bisa dibenarkan jikalau menghambat minat mahasiswa untuk berorganisasi ekstra. Dengan UIN-nisasi akan meningkatkan popularitas organisasi ekstra. Bisa dijelaskan bahwa UIN-nisasi memberi tantangan terhadap organisasi ekstra untuk bergerak lebih gesit menarik minat mahasiwa.