Perubahan IAIN menjadi UIN nampaknya banyak
menimbulkan problema yang terjadi di kampus UIN Walisongo Semarang. Pasalnya
kegiatan ekstra pasca UIN-nisasi mengalami penurunan minat mahasiswa dalam bergabung
di organisasi tersebut.
Organisasi ekstra kampus seperti Pergerakan Mahasiwa
Islam Indonesia (PMII), banyak menyedot perhatian mahasiswa guna menarik simpati
mereka untuk bergabung di dalamnya. Namun hal ini berbeda dengan yang terjadi di
UIN Walisongo Semarang saat ini. Minat mahasiwa terhadap organisasi ekstra makin
hari makin berkurang dengan adanya UIN-nisasi kampus walisongo. Hal ini dapat dibuktikan
dengan rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ekstra layaknya PMII. Organisasi
seperti ini sudah sepantasnya memberi dorongan kepada mahasiswa untuk ikut
serta meramaikan segala kegiatan organisasi yang tujuan utamanya adalah
membentuk kader-kader baru yang berkualitas. Kader-kader seperti inilah yang
selanjutnya mengisi kekosongan pemerintahan organisasi dan menciptakan
kepengurusan yang jauh lebih baik dari kepengurusan sebelumnya. Namun dalam kenyataannya
hanya sebagian kecil mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan organisasi,
dampaknya kepengurusan organisasi sepi
akan kader-kader berkualitas hingga akhirnya menurunkan hasil kepengurusan
organisasi PMII tersebut.
Dalam berorganisasi mahasiswa dilatih untuk lebih ulet
menjalankan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya. Tugas dan
tanggung jawab ini dijalankan semaksimal mungkin untuk mendapat hasil yang
maksimal pula, yaitu mampu menjadikan organisasi yeng berhasil membentuk kader
pemimpin sebagai calon pemimpin masa depan. Akan tetapi, saat ini organisasi
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengalami berbagai problema untuk
menciptakan hal tersebut. Banyak tantangan yang terjadi untuk menghasilkan
kader yang berkualitas. Diantara problema-problema tersebut adalah minimnya
minat mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi. Semakin mininmya minat
mahasiswa untuk berorganisasi berdampak pada minimnya kader-kader yang
berkualitas, akibatnya sulit menemukan pemimpin masa depan yang berkualitas.
Minat mahasiswa muncul akibat lingkungan yang
mendukungnya. Pihak PMII berhak melakukan berbagai hal untuk menarik simpati
dari mahasiwa yang tujuannya adalah mencari massa guna penciptaan kader-kader
baru. Disamping hal tersebut, pengurus PMII bertanggung jawab akan kader yang
akan melanjutkan perjalanannya. Minat mahasiswa akan berkembang seiring dengan
pengemasan organisasi yang apik. Dengan berbagai cara untuk dilakukan pihak
rayon, akan dapat menarik minat mahasiswa untuk bergabung di organisassi ekstra
kampus. Sehingga minat mahasiswa tidak lagi terkikis karena pengemasan
organisasi yang sesuai dengan hati nurani mahasiswa.
Proses UIN-nisasi tidak bisa dibenarkan jikalau
menghambat minat mahasiswa untuk berorganisasi ekstra. Dengan UIN-nisasi akan
meningkatkan popularitas organisasi ekstra. Bisa dijelaskan bahwa UIN-nisasi
memberi tantangan terhadap organisasi ekstra untuk bergerak lebih gesit menarik
minat mahasiwa.